TUGAS
MAKALAH METODE PENELITIAN
Nama : Ahmad
Rifai
Npm : 30413457
Kelas : 3ID13
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
1.
Falsafah
Ilmu Pengetahuan
Filsafat
berasal dari kata Philo dan sophia (bahasa Yunani). Philo artinya cinta atau
menyenangi dan sophia artinya bijaksana. ilmu pengetahuan mengadakan penataan dan
pengetahuan dasar yang dapat menjelaskan terjadinya pengetahuan (Martini
Djamaris, 2011). orang yang selalu mendambakan
kebijaksanaan adalah orang-orang yang pandai, orang yang selalu mencari
kebenaran. Dalam mencari kebenaran ini, mereka mendasarkan kepada pemikiran dan
logika dan bahkan berspekulasi.
kajian
secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan, sehingga filsafat
ilmu pengetahuan dapat menjawab
beberapa persoalan, seperti:
- Persoalan dalam landasan dimensi Ontologis
- Persoalan dalam landasan dimensi epistemologis
- Persoalan dalam landasan dimensi aksiologis
1.1 Pengertian Filsafat dan
Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan
tulisan Jerome R. Ravrets (2004) bahwa perkembangan filsafat ilmu pengetahuan bermula
dari periode klasik hingga saat ini. Pada abad pertengahan, filsafat ilmu
pengetahuan lebih membahas tentang persoalan teologis, sebagai persoalan di
seputar hubungan kemaha-tauan Allah dengan pengetahuan manusia yang terbatas.
Filsafat ilmu pengetahuan lahir sebagai ilmu tersendiri adalah sebagai akibat
profesionalisasi dan spesialisasi ilmu ilmu alam. Filsafat ilmu
pengetahuan pertama tama berusaha menjelaskan unsur unsur yang terlibat dalam
proses penelitian ilmiah yaitu: Prosedur prosedur pengamatan, pola pola
argumen, perhitungan, metode penyajian, perandaian metafisik dan lainnya. Pengertian filsafat sesuai dengan
terminologinya yaitu:
a.
Filsafat adalah upaya spekulatif
untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
b.
Filsafat adalah upaya melukiskan
hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
c.
Filsafat adalah untuk menentukan
batas batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakekatnya, keabsahannya, dan
nilainya.
d.
dFilsafat adalah penyelidikan kritis
atas pengandaian pengandaian dan pernyataan pernyataan yang diajukan oleh
berbagai bidang pengetahuan.
e.
Filsafat adalah berupaya untuk
membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk mengatakan apa yang Anda
lihat.
Dari
beberapa istilah di atas, lalu pengertian ilmu dalam kamus bahasa Indonesia
adalah penegtahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem, menurut
metode metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu
di bidang itu.
Ciri ciri
utama ilmu pengetahuan sesuai dengen terminologinya antara lain:
1).
Ilmu pengetahuan adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren,
epiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Hal ini beda dengan iman,
yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan pengahayatan
serta pengalaman pribadi.
2).
Ilmu pengetahuan berbeda dengan pengetahuan, sebab
ilmu pengetahuan tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu
putusan tersendiri, melainkan ilmu pengetahuan menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek (alam objek) yang
sama dan saling berkaitan secara logis. Oleh sebab itu, koherensi sistematik
adalah hakikat ilmu pengetahuan.
3).
Ilmu pengetahuan tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan
dengan masing masing penalaran perorangan, sebab
ilmu pengetahuan dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri
hipotesis-hipotesis dan teori teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4). Berkaitan dengan konsep
ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode metode
yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada
semua pencari ilmu.
5). Ciri hakiki dari ilmu ialah
metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan
penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide
yang terpisah.
1.2 Hubungan antara
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Dalam perumusan suatu ilmu atau imu pengetahuan sebelum secara konkrit, filsafat
mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak
ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian,
filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik
filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis,
sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal. Yang
membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh
realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau
bidang tertentu.
Filsafat
membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan
ilmunya. Pertanggung jawaban
secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus
terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara
argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti
secara intersuyektif).
Filsafat
adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai
induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu
pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
1.3 Manusia dan Ilmu
Pengetahuan
Kemampuan
manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan potensi
dasar yang memungkinkan manusia Berfikir, dengan Berfikir manusia menjadi mampu
melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam
diri manusia merupakan akibat dari aktivitas Berfikir, oleh karena itu sangat
wajar apabila Berfikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai
kedudukan manusia di muka bumi, ini berarti bahwa tanpa Berfikir, kemanusiaan
manusia pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.
Ilmu bukan
sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Manusia
bila dibanding dengan hewan maka tubuh manusia lemah. Gajah dapat mengangkat
beban yang sangat berat, kuda dapat berlari sangat cepat. Mengingat manusia
mempunyai akal dan budi serta kemauan yang sangat kuat. Sehingga manusia dapat
mengangkat beban lebih berat dan berlari sangat cepat bila dibanding dengan
gajah dan kuda yaitu, menusia dengan akal dan budi dapat menciptakan teknologi
berupa mesin hidrolik dan pesawat jet. Kuriositas atau rasa
ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu,tetapi
didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk dapat
mempertahankan hidupnya, dan sifatnya tetap sepanjang tahun.Manusia disamping
mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan budi. Untuk dapat memuaskan rasa
ingin tahu (rahasia alam) manusia menggunakan pengamatan dan pengalaman serta
menggunakan logika.
Tanggapan terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu
pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan.
Perkembangan pengetahuan karena didorong dua faktor pertama untuk memuaskan
diri guna memahami hakekat kebenaran dan kedua untuk meningkatkan status (taraf
hidup).
Dorongan pertama akan memperoleh pengetahuan murni (teroritis) dan dorongan kedua akan memperoleh pengetahuan praktis (aplikasi) atau ilmu terapan, ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat dinamis, artinya kegiatan yang tiada henti. Dari hasil percobaan akan memperoleh konsep (teori) baru yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk melakukan percobaan, demikian seterusnya.
2. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang
sistematis dan terorganisasi. Kita juga telah mengetahui penelitian, yaitu
suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus-menerus untuk
memecahkan suatu masalah. Sedangkan berfikir reflektif, sebagai suatu
proses memecahkan sesuatu dalam menghadapi kesulitan. Hubungan Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian
mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Almack (1930), hubungan
ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses
sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan tetapi, Whitney (1960),
berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu
dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah
kebenaran (truth).
2.1 Pengertian Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang
sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu
menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode
ilmiah sebagai tata cara
sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara
untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis
yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
2.2 Hubungan Penelitian
dengan Ilmu Pengetahuan
Hubungan antara ilmu dan penelitian
menurut pendapat Whitney (1960) bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama
proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah hal yang sama. Hasil dari proses
tersebut adalah kebenaran (truth). Bagaimana pula hubungan antara berpikir,
penelitian dan ilmu Konsep
berpikir, ilmu dan penelitian juga sama. Berpikir, seperti halnya dengan ilmu,
juga merupakan proses mencari kebenaran. Perlu juga disinggung bahwa kebenaran
yang diperoleh melalui penelitian terhadap fenomena yang fana adalah suatu
suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah, karena penemuan
tersebut dilakukan secara ilmiah.
2.3 Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Proses
pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan
prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan
penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
mengidentifikasi dan merumuskan
masalah
2.
melakukan studi pendahuluan
3.
merumuskan hipotesis
4.
mengidentifikasi variabel dan
definisi operasional variabel
5.
menentukan rancangan dan desain
penelitian
6.
menentukan dan mengembangkan
instrumen penelitian
7.
menentukan subjek penelitian
8.
melaksanakan penelitian
9.
melakukan analisis data
10.
merumuskan hasil penelitian dan
pembahasan
11.
menyusun laporan penelitian dan
melakukan desiminasi.
Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.
- Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam metode
ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan
yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan
identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar
rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam
penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui
penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar
belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi
masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara
rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
- Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian ilmiah, perlu
dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan
menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang
dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian
nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan
teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian,
namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha
memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian.
- Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu
dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif.
Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti
akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan
hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang
seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen
penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis.
Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya
dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya
mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar.
- Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian
ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya
fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang
diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap
selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu
membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan
penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan
definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
- Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula
disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau
langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam
melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian
harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur
yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah.
- Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan instrumen
penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan
data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang
dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan
instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah
satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen
penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan
untuk penelitian-penelitian tertentu.
- Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian
ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali
subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila
penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah
populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal
ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian
akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi,
walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil
dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan
mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih
harus merepsentasikan populasi penelitian.
- Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses
pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah
dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati
karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran
data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang
dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan
penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting
dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah
dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian
yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap
subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung
dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data
tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara
langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu
misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
- Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat
peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun
sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila
penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan
bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang
diperoleh akan bersifat kualitatif.
- Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil
penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau
rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah
dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan
interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan
inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan
hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau
ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian
mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa
demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi
sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
- Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi
Seorang peneliti
yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil
penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan
langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah
seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana
penelitia itu melakukannya.